Rabu, 10 Juni 2015

Langkah Strategik Departemen SDM (Kasus Adidas)

Latar Belakang Masalah
Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadiapemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat  menunjang usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang efektif dengan anggota organisasinya. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan  oleh banyak hal, yang salah satunya adalah kepemimpinan yang berjalan dalam  organisasi tersebut. Pemimpin yang sukses adalah apabila pemimpin tersebut  mampu menjadi pencipta dan pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan kinerja karyawannya. Pemimpin tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh positif bagi karyawannya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diarahkan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku organisasinya (Nawawi, 2003:113). Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Malayu, 2000:167).
Pada akhir 1997, Salomon SA, perusahaan peralatan olahraga Prancis setuju untuk dimerger Adidas sebesar untuk diversifikasi sepatu dan pakaian menjadi perlengkapan sepatu golf, komponen sepeda, dan pakaian olahraga musim salju. Tujuan diakusisinya Salomon oleh Adidas adalah untuk menjadikan adidas sebagai perusahaan olahraga terbesar kedua menyaingi Reebok.


Permasalahan
Permasalahan muncul bagi perusahaan ketika pemimpin yang ada tak mampu memberi suatu kejelasan arah bagi pegawai yang ada. Dalam hal ini, kita pasti mendengar istilah pola kepemimpnan transformasional. Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi yang ada dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan seperti mepengembangan perusahaan, pengembangam visi secara bersama, pendistribusian kewenangan kepemimpinan, dan membangun kultur perusahaan.
Di dalam artikel yang berjudul Impacts of organizational Culture and Leadership on Business Performance: A Case Study on Acquisitions oleh Nihan Yildrim dan Seda Birinci (2013) dikatakan bahwa kepemimpinan dan budaya transformasional diidentifikasi sebagai kepemimpinan yang dapat menyediakan dasar bagi keberhasilan organisasi jangka panjang selama adanya perubahan organisasi (akuisisi).
Dalam akuisisi dimungkinkan adanya strategi perusahaan tidak sesuai dengan budaya kerja perusahaan maka langkah yang harus diambil adalah dengan cara merubah strategi perusahaan dengan cara breakdown pada tahap-tahap tertentu. Karena merubah budaya perusahaan akan sangat sulit dan memerlukan effort yang sangat besar dan biaya yang sangat besar. Dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa apapun strategi yang diterapkan oleh suatu perusahaan tidak akan berjalan maksimal apabila tidak bersinergi dengan budaya perusahaan.

Solusi
Untuk menanggulangi permasalah yang ada, pihak Adidas dapat merestukturisasi jajaran top manager yang ada dengan manajer-manajer yang mempunyai gaya kepemimpinan transformasional. Hal ini dikarenakan gaya kepemimpinan transformasional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Mampu mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya hasil pekerjaan.
b. Mendorong pengikut untuk lebih mendahulukan kepentingan organisasi. Hal ini penting dikarenakan sesungguhnya pasca akuisisi, perusahaan rawan mengalami kegagalan jika sumber daya manusia yang ada tidak fokus terhadap kepentingan organisasi.
c.    Mendorong untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.

Manajer seharusnya tidak membuat keputusan yang terburu-buru karena hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan kinerja organisasi, di satu pihak para manajer harus berjaga agar tidak bertahan pada usatu keputusan yang tidak benar terlalu lama. Adidas pernah mendominasi pasar sepatu untuk atlet professional namun masih menjadi nomor dua dibawah Nike. Sehingga mencoba membuka lini bisnis baru dengan mengakuisisi Salomon akan tetapi memberikan hasil negative bagi Adidas.
Jika budaya kerja suatu perusahaan tidak sesuai dengan strategi yang akan diimplementasikan tindakan apa yang harus diambil oleh pimpinan, maka langkah yang diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut:
v  Melakukan identifikasi strategi
v  Spesifikasi new action
v  Bicarakan masalah yang didapat dalam budaya baru
v  Implementasi budaya baru
v  Komitmen dari management untuk mengganti budaya perusahaan

Dalam hal ini terlihat perbedaan budaya dimana Adidas cenderung mengutamakan inovasi produk, sedangakan Salomon tetap bertahan dengan produk yang telah dibuat sehingga produknya tidak terlalu menarik dipasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar